6 Isyarat Romansa Ini Baik untuk Kesehatan

Senin, 11 Januari 2016 - 21:38 WIB
6 Isyarat Romansa Ini...
6 Isyarat Romansa Ini Baik untuk Kesehatan
A A A
JAKARTA - Jatuh cinta itu tidak hanya baik bagi kesehatan mental seseorang. Tapi, juga bisa meningkatkan kesehatan fisik mereka yang sedang mengalami romansa tingkat tinggi.

Tak percaya? Dikutip dari Times of India, setidaknya ada 6 isyarat romantisme yang mampu bertidak seperti terapi kesehatan bagi kita. Apa saja?

1. Ciuman meningkatkan sistem kekebalan
Ilmuwan Belanda pernah melaporkan, ada 80 juta bakteri yang dibagikan saat pasangan melakukan ciuman selama 10 detik. Dengan berbagi bakteri ini, pasangan tersebut sebenasnya saling membantu sistem kekebalan tubuh satu sama lain.

Ciuman yang dilakukan dengan penuh rasa cinta juga baik untuk kesehatan karena mampu membakar kalori ekstra. Ketika pasangan melakukan pelukan intim, Basal Metabolic Rate (BMR) pun meningkat. Peningkatan ini bisa membantu menurunkan berat badan dan membuat kita jadi lebih sehat.

“Aktivitas ini bisa membakar 2—6 kalori dalam satu menit, dibandingkan dengan 11 kalori pada treadmill,” ujar penulis Andrea Demirijian.

2. Memegang tangan bisa meringankan rasa sakit
Memegang tangan suami bisa meminimalisasi sakit yang dirasakan seorang wanita. Kesimpulan ini didapat dari sebuah kajian.

“Periset mengkaji orang yang mengalami kejutan listrik dan menemukan bahwa dengan memegang tangan seseorang dia bisa meringankan rasa sakit dan persepsi rasa sakit,” ujar Joseph Hullett, seorang psikiatri. Rasa ini juga menurun lebih banyak ketika wanita yang menjalani kehidupan pernikahan yang bahagia memegang tangan suami mereka.

3. Hubungan seks meringankan stres
Seks bisa menjadi jalan keluar yang baik untuk mengeluarkan ketegangan. Sebuah kajian mengisyaratkan orang yang tidak melakukan hubungan seks secara reguler dengan pasangannya lebih stres dari yang sering melakukannya.

Di sini, Oxytocin juga memainkan peranan. Hormon penting ini keluar ketika kita berciuman atau bersentuhan. Sejumlah kajian menemukan hormon ini bisa menekan hormon stres dan meningkatkan kekebalan tubuh. Mencapai orgasme juga bisa membuat Anda tidur lebih nyenyak. Dengan meningkatnya produksi hormon seks vital Anda—oestrogen dan testosterone—itu akan membuat Anda terlihat lebih muda.
Romantis
4. Cinta membuat pria makan lebih sehat
Makan dengan suasana romantis dan malam-malam menyenangkan di atas sofa bisa berarti kita akan lebih cepat gemuk. Tapi, ini bukanlah berita buruk—setidaknya jika Anda adalah seorang pria.

Sebuah kajian menunjukkan, meskipun sejumlah wanita mungkin akan mengalami kebiasaan makan yang buruk ketika mereka mulai hidup bersama pasangannya, pria justru mulai makan dengan lebih sehat. Ini karena kedua belah pihak berusaha saling membahagian satu sama lain di tahap awal hubungan dan mengubah diet mereka. Bagi wanita, itu bisa berarti makanan yang membuat gemuk, sementara bagi sang pria, mereka sering kali makan makanan lebih sehat seperti lebih banyak melahap sayur dan buah.

5. Pelukan menurunkan tekanan darah
Hanya dengan memegang tangan orang yang Anda sayangi itu bisa mengurangi ketegangan di jantung Anda. Dalam sebuah kajian, sebuah grup diminta memegang tangan pasangannya selama 10 menit sambil menonton sebuah film romantis. Ini lalu diikuti sebuah pelukan selama 20 detik. Grup kedua tidak diminta melakukan kontak dengan pasangannya.

Kedua kelompok ini kemudian diminta memberikan pidato di hadapan publik. Hasilnya, kelompok yang melakukan kontak fisik lebih tenang dengan rata-rata detak jantung lebih rendah dan tekanan darahnya juga berkurang.

6. Memiliki pasangan menurunkan risiko stroke
Pria yang tidak menjalani sebuah hubungan menghadapi risiko meninggal dunia lebih cepat akibat stroke dibanding mereka yang memiliki pasangan. Kesimpulan ini didapat dari sebuah kajian di Swedia yang menelusuri 1.090 korban stroke iskemik. Mereka menemukan, dari angka itu, 36% penderita yang tinggal sendirian meninggal dunia. Sedangkan, sekitar 17% penderita yang meninggal memiliki pasangan saat masih hidup.

“Beberapa penyebabnya adalah orang yang hidup sendiri tidak terlalu hidup sehat dan kurang rajin meminum obat mereka dan menanti lebih lama sebelum pergi ke dokter,” ujar Petra Redfors, salah satu periset.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1116 seconds (0.1#10.140)